Saturday

7 Film Pertama Indonesia yang Pernah Melegenda di Tanah Air

One web id — Saat ini, film Indonesia sudah lumayan bergerak. Dalam artian masih banyak produksi film indonesia yang kita lihat di putar di gedung bioskop di indonesia bahkan ada juga yang di putar di luar negeri.
7 Film Pertama Indonesia yang Pernah Melegenda di Tanah Air

Disaat berbicara soal film, mungkin pernah terlintas di benak kita, film indonesia yang mana yang pertama kali diproduksi di indonesia dan bahkan hasil produksi orang Indonesia. Untuk mengetahuinya, mari kita simak film Indonesia yang pernah melegenda di tanah air tercinta berikut ini.

1. Rampok Preanger (1929)
Sebagaimana yang dikisahkan, Ibu Ining tidak pernah menduduki bangku sekolah. Pada tahun 1920-an, ia adalah seorang penyanyi keroncong terkenal pada Radio Bandung (NIROM) yang sering pula menyanyi berkeliling di daerah sekitar Bandung. Kemudian ia memasuki dunia tonil sebagai pemain sekaligus sebagai penyanyi yang mengadakan pagelaran keliling di daerah Priangan Timur. Main film tahun 1928 yang berlanjut dengan 3 film berikutnya. Film-film itu seluruhnya adalah film bisu. Tatkala Halimoen Film ditutup tahun 1932, hilang pulalah Ibu Ining dari dunia film. Akan tetapi hingga pecahnya PD II, ia masih terus menyanyi dan sempat pula membuat rekaman di Singapura dan Malaysia. Namun pada tahun 1935 ia meninggal dunia dalam usia 69 tahun karena sakit liver yang dideritanya.

2. Njai Dasima (1929)
Film Njai Dasima berasal dari sebuah karangan G. Francis tahun 1896 yang diambil dari kisah nyata, kisah seorang istri simpanan, Njai (nyai) Dasima yang terjadi di Tangerang dan Betawi atau Batavia yang terjadi sekitar tahun 1813 sampai 1820-an. Nyai Dasima, seorang gadis yang berasal dari Kuripan, Bogor, Jawa Barat. Ia menjadi istri simpanan seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Edward William. Karenanya, ia akhirnya memutuskan untuk pindah ke Betawi atau Batavia. Oleh karena kecantikan dan kekayaannya, Dasima menjadi terkenal. Salah seorang penggemar beratnya tak lain tak bukan adalah Samiun yang begitu bersemangat ingin memiliki Nyai Dasima sehingga membujuk Mak Buyung agar membujuk Nyai Dasima supaya mau menerima cintanya. Mak buyung berhasil membujuk Dasima meski Samiun sudah beristri. Hingga pada akhirnya Nyai Dasima disia-siakan oleh Samiun, setelah ia berhasil dijadikan istri muda.

3. Setangan Berloemoer Darah (1928)
Ini merupakan film yang disutradarai oleh Tan Boen San, namun setelah melakukan pencarian di beberapa sumber, mengenai sinopsis film ini belum diketahui secara pasti. Pasalnya, tak ada sumber yang tertulis di media online di Indonesia.

4. Resia Boroboedoer (1928)
Resia Boroboedoer atau Rahasia Borobudur, merupakan film petualangan tahun 1929 yang diproduseri Nancing Film Corp. Film ini dibintangi aktris Cina Olive Young adalah film bisu yang bercerita tentang Young pei fen yang menemukan sebuah buku resia (rahasia) milik ayahnya yang menceritakan tentang sebuah bangunan candi terkenal (Borobudur). Diceritakan juga di candi tersebut terdapat sebuah harta karun yang tak ternilai, yaitu guci berisi abu sang Buddha Gautama. Biaya produksinya menjadi penyebab kebangkrutan studio film ini.

5. Lily Van Java (1928)
Lily van Java, juga dikenal dengan judul Melatie van Java, adalah film Hindia-Belanda yang dibuat pada bulan Juni 1928 yang disutradarai Nelson Wong. Film ini rencananya diproduksi South Sea Film dan direkam oleh sutradara berkebangsaan Amerika Serikat, namun akhirnya diproduksi oleh Halimoen Film milik Wong Bersaudara. Bercerita tentang gadis yang dijodohkan orang tuanya padahal dia sudah punya pilihan sendiri. Pertama dibuat oleh Len H. Roos, seorang Amerika yang berada di Indonesia untuk menggarap film Java. Ketika dia pulang, dilanjutkan oleh Nelson Wong yang bekerja sama dengan David Wong, karyawan penting perusaahaan General Motors di Batavia yang berminat pada kesenian, membentuk Hatimoen Film. Namun pada akhirnya, film Lily van Java diambil alih oleh Halimoen. Menurut wartawan Leopold Gan, film ini tetap digemari selama bertahun-tahun sampai filmnya rusak. Lily van Java merupakan film Tionghoa pertama yang dibuat di Indonesia. Besar kemungkinan film ini telah hilang dari peredaran.

6. Eulis Atjih (1927)
Eulis Atjih merupakan sebuah film Hindia Belanda (sekarang Indonesia) tahun 1927. Ini adalah film fitur kedua yang diproduksi di negara ini setelah Loetoeng Kasaroeng tahun 1926. Film bisu ini mengisahkan kehidupan sebuah keluarga pribumi Indonesia yang jatuh miskin akibat sang suami berfoya-foya, meski pada arhirnya dengan kebesaran hatinya Eulis mau menerima suaminya kembali. Kala itu, Eulis Atjih sukses merebut perhatian di Hindia Belanda, namun gagal di luar negeri. Ini adalah film bisu bergenre melodrama keluarga, film ini disutradarai oleh G. Kruger dan dibintangi oleh Arsad & Soekria. Film ini diputar bersama-sama dengan musik keroncong yang dilakukan oleh kelompok yang dipimpin oleh Kajoon, seorang musisi yang populer pada waktu itu.

7. Loetoeng Kasaroeng (1926)
Loetoeng Kasaroeng adalah film pertama yang diproduksi di Indonesia. Awalnya, film bisu ini dirilis pada tahun 1926 oleh NV Java Film Company. Disutradarai oleh dua orang Belanda, G. Kruger dan L. Heuveldorp dan dibintangi oleh aktor-aktris pribumi, pemutaran perdananya di kota Bandung berlangsung dari tanggal 31 Desember 1926 sampai 6 Januari 1927 di dua bioskop terkenal Bioskop Metropole dan Bioskop Majestic. Usut punya usut, film Lutung Kasarung ini ternyata pernah diremake 2 kali yaitu tahun 1952 dan 1983. Film ini dibuat berdasarkan cerita pantun dengan judul yang sama, yang berarti 'Si Lutung yang Tersesat', yang dimasa itu masih populer di masyarakat Sunda, dengan tokoh utama yang menyerupai seekor lutung. Meskipun diproduksi dan disutradarai oleh pembuat film Belanda, film ini merupakan film pertama yang dirilis secara komersial yang melibatkan aktor Indonesia.

Sumber: id.wikipedia.org



No comments:

Mobile version