Saturday

7 Kota Favorit Tempat Bersemayamnya Hantu

One web id — Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kota adalah kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri. 
7 Kota Favorit Tempat Bersemayamnya Hantu

Akan tetapi, definisi tersebut berbanding terbalik dengan kota-kota berikut ini. Pasalnya, kota-kota seram ini justru begitu menakutkan untuk ditinggali. Kalaupun ada yang berani tinggal di kota ini, mungkin mereka adalah orang kesasar. Tak menutup kemungkinan jika kota-kota ini dijadikan tempat tinggal favorit oleh para hantu. Lantas dimanakah kota-kota berhantu yang dimaksud? Dilansir dari Wikipedia, ini 7 kota favorit tempat bersemayamnya hantu. Mari kita simak bersama-sama.

1. Gunkanjima, Japan
Hashima apartment building circa 1930
See page for author [Public domain], via Wikimedia Commons
Pulau Hashima, umumnya disebut Gunkanjima atau 'pulau kapal perang', adalah salah satu dari 505 pulau tak berpenghuni di Prefektur Nagasaki, sekitar 15 kilometer dari kota Nagasaki. Julukan pulau ini berasal dari kemiripan yang tampak jelas untuk kapal perang Jepang Tosa. Ini juga dikenal sebagai Pulau Hantu. Pulau ini berpenghuni antara tahun 1887 hingga 1974 sebagai fasilitas penambangan batu bara. Pada tahun 1890 ketika suatu perusahaan (Mitsubishi) membeli pulau tersebut dan memulai proyek untuk mendapatkan batubara dari dasar laut di sekitar pulau tersebut. Di tahun 1916 mereka membangun beton besar yang pertama di pulau tersebut, sebuah blok apartemen dibangun untuk para pekerja dan juga berfungsi untuk melindungi mereka dari angin topan. Pada tahun 1959, populasi penduduk pulau tersebut membengkak, kepadatan penduduk waktu itu mencapai 835 orang per hektar untuk keseluruhan pulau (1.391 per hektar untuk daerah pusat pemukiman), sebuah populasi penduduk terpadat yang pernah terjadi di seluruh dunia. Ketika minyak tanah menggantikan batubara tahun 1960, tambang batu bara mulai ditutup, tidak terkecuali di Gunkanjima, di tahun 1974 Mitsubishi secara resmi mengumumkan penutupan tambang tersebut, dan akhirnya mengosongkan pulau tersebut.

2. Craco, Italy
Craco terletak didaerah Basilicata dan provinsi Matera sekitar 25 mil dari teluk Taranto. Kota pertengahan ini mempunyai area yang khas dengan dipenuhi bukit yang berombak-ombak dan hamparan pertanian gandum serta tanaman pertanian lainnya. Kota pertengahan ini mempunyai area yang khas dengan dipenuhi bukit yang berombak-ombak dan hamparan pertanian gandum serta tanaman pertanian lainnya. Di tahun 1060 ketika kepemilikan lahan Craco dimiliki oleh uskup Arnaldo pimpinan keuskupan Tricarico. Hubungan yang berjalan lama dengan gereja membawa pengaruh yang banyak kepada seluruh penduduk. Di tahun 1891 populasi penduduk Craco lebih dari 2000 orang, waktu itu mereka banyak dilanda permasalahan sosial dan kemiskinan yang banyak membuat mereka putus asa, antara tahun 1892 dan 1922 sekitar 1300 orang pindah ke Amerika Utara. Kondisi pertanian yang buruk ditambah dengan bencana alam gempa bumi, tanah longsor serta peperangan inilah yang menyebabkan mereka bermigrasi massal. Antara tahun 1959 dan 1972 Craco kembali diguncang gempa dan tanah longsor. Di tahun 1963 sisa penduduk sekitar 1300 orang akhirnya dipindahkan ke suatu lembah dekat Craco Peschiera, dan sampai sekarang Craco yang asli masih tertinggal dalam keadaan hancur dan menyisakan kebusukan sisa-sisa peninggalan penduduknya.

3. Kadykchan, Russia
Kadykchan adalah wilayah perkotaan ​​di Distrik Susumansky, Oblast Magadan, Rusia, yang terletak di cekungan Sungai Ayan-Yuryakh, 65 kilometer barat laut Susuman. Kadykchan merupakan salah satu kota kecil di Rusia yang hancur saat runtuhnya Uni Soviet. Penduduk terpaksa berjuang untuk mendapatkan akses untuk memperoleh air, pelayanan kesehatan dan juga sekolah. Mereka harus keluar dari kota itu dalam jangka waktu 2 minggu, untuk menempati kota lain dan menempati rumah baru. Kota dengan penduduk sekitar 12.000 orang yang rata-rata sebagai penambang timah ini dikosongkan. Mereka meninggalkan rumah mereka dengan segala perabotannya. Jadi anda dapat menemukan mainan, buku, pakaian dan berbagai barang didalam kota yang kosong.

4. Kolmanskop, Namibia
Kolmanskop merupakan sebuah kota hantu di selatan Namibia, beberapa kilometer dari pelabuhan Lüderitz. Pada tahun 1908 Luderitz mengalami demam berlian, dan orang-orang kemudian menuju ke padang pasir Namib untuk mendapatkan kekayaan dengan mudah. Dalam dua tahun terciptalah sebuah kota yang megah lengkap dengan segala prasarananya seperti, sekolah, rumah sakit, juga dengan bangunan tempat tinggal yang eksklusif yang berdiri di lahan yang dulunya tandus dan merupakan padang pasir. Akan tetapi setelah perang dunia pertama, jual beli berlian menjadi terhenti, ini merupakan permulaan berakhirnya semuanya. Sepanjang tahun 1950 kota mulai ditinggalkan, pasir mulai meminta kembali apa yang menjadi miliknya. Papan metal yang kokoh roboh, kebun yang cantik dan jalanan yang rapi dikubur dibawah pasir, jendela dan pintu bergeretak pada setiap engselnya, kaca-kaca jendela terpecah membelalak seperti menunjukan kehancuran pada hamparan pasir yang menjulang. Sebuah kota mati baru telah dilahirkan, hingga saat ini masih nampak sepasang bangunan yang berdiri, juga terdapat bangunan seperti sebuah teater masih dalam kondisi yang sangat baik, dan sisanya, rumah-rumah tersebut hancur digerus pasir dan menjadi deretan rumah-rumah hantu yang begitu menakutkan.

5. Prypiat, Ukraina
Pripyat merupakan kota mati yang terletak di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Oblast Kiev, Ukraina bagian utara, tidak jauh dari perbatasan dengan Belarus. Ini adalah sebuah kota besar di daerah terasing di Ukraina Utara, dulunya sebagai daerah perumahan para pekerja kawasan nuklir Chernobyl. Kawasan ini mati sejak terjadinya bencana nuklir Chernobyl yang menelan hamper 50.000 jiwa. Setelah kejadian, lokasi ini praktis seperti sebuah museum, menjadi bagian dari sejarah Soviet. Bangunan apartement (empat merupakan bangunan yang belum sempat ditempati), kolam renang, rumah sakit, dan banyak bangunan yang lain hancur. Dan semua isi yang terdapat dalam bangunan tersebut dibiarkan ada di dalamnya, seperti arsip, TV, mainan anak-anak, meubel, barang berharga, pakaian dan lain-lain semua seperti kebanyakan milik keluarga-keluarga pada umumnya. Penduduk hanya boleh mengambil dokumen penting, buku dan pakaian yang tidak terkontaminasi oleh nuklir. Namun sejak abad 21, tidak lagi ada barang berharga yang tertinggal, bahkan tempat duduk di kamar kecilpun dibawa oleh para penjarah, banyak dari bangunan yang isinya dirampok dari tahun ke tahun. Bangunan yang tidak lagi terawat, dengan atap yang bocor, dan bagian dalam bangunan yang tergenang air di musim hujan, semakin membuat kota tersebut benar-benar menjadi kota mati. Saat berkunjung kesana, kita bisa melihat pohon yang tumbuh di atap rumah, pohon yang tumbuh di dalam rumah.

6. Oradour Sul Glane, Perancis
Oradour-sur-Glane merupakan kota dan komune di departemen Haute-Vienne di Perancis. Desa ini dihancurkan pada tanggal 10 Juni 1944, ketika 642 penduduknya dibunuh oleh tentara Jerman. Perkampungan kecil Oradour Sul Glane di Perancis menunjukan sebuah kondisi keadaan yang sangat mengerikan. Selama perang dunia ke II, diperkirakan 642 penduduk dibantai oleh tentara Jerman sebagai bentuk pembalasan terhadap perlakuan Perancis waktu itu. Sebenarnya Jerman yang waktu itu berniat menyerang daerah di dekat Oradour Sul Glane tapi akhirnya mereka menyerang perkampungan kecil tersebut pada tanggal 10 Juni 1944. Menurut kesaksian orang-orang yang selamat, penduduk laki-laki dimasukan kedalam sebuah gudang dan tentara jerman menembaki kaki mereka sehingga akhirnya mereka mati secara pelan-pelan. Wanita dan anak-anak yang dimasukan ke dalam gereja, akhirnya semua mati tertembak ketika mereka berusaha keluar dari dalam gereja. Kampung tersebut benar-benar dihancurkan oleh tentara Jerman waktu itu. Dan hingga saat ini, reruntuhan kampung tersebut masih berdiri dan menjadi saksi sejarah betapa kejamnya peristiwa yang terjadi saat itu.

7. Rumah UFO Sanzhi, Taiwan
The Sanzhi UFO Houses, juga dikenal sebagai pod rumah Sanzhi atau Sanzhi Pod City, adalah satu set bangunan berbentuk pot yang ditinggalkan di distrik Sanzhi, New Taipei City, Taiwan. Bangunan-bangunan mirip rumah Futuro, beberapa contoh yang dapat ditemukan di tempat lain di Taiwan. Situs bangunan ini dimiliki oleh Hung Kuo Group. Pada awalnya dibangun sebagai sebuah tempat peristirahatan yang mewah bagi kaum kaya. Bagaimanapun, setelah terjadi banyak kecelakaan yang fatal pada masa pembangunannya akhirnya proyek tersebut dihentikan. Setelah mengalami kesulitan dana dan kesulitan para pekerja yang mau mengerjakan proyek tersebut akhirnya pembangunan resort tersebut benar-benar dihentikan ditengah jalan. Desas-desus kemudian bermunculan, banyak yang bilang kawasan kampung tersebut menjadi tempat tinggal para hantu, dari mereka yang sudah meninggal. Pada 2010, semua rumah UFO telah dihancurkan dan situs ini dalam proses untuk diubah menjadi sebuah resor pantai komersial dan taman air.



No comments:

Mobile version